Minggu, 21 Agustus 2016

Membuat Hidup Lebih Baik

Dari pak Jakfar di group warga RT 07 RW 09 GKB Gresik


Pausch delivered his "Last Lecture", titled "Really Achieving Your Childhood Dreams", at Carnegie Mellon on September 18, 2007.[2]This talk was modeled after an ongoing series of lectures where top academics are asked to think deeply about what matters to them, and then give a hypothetical "final talk", i.e., "what wisdom would you try to impart to the world if you knew it was your last chance?"


*Dikutip dari Buku Karya Ausberg 49 tahun buku yang berjudul*
*"THE LAST LECTURE"*
*(Pengajaran Terakhir)* yang menjadi salah satu buku best-seller di tahun 2007.""

*KUNCI UNTUK MEMBUAT HIDUP ANDA LEBIH BAIK,*

 terdiri atas
*--Personality,*
*--Community* and
*--Life.*

Berikut penjelasannya:

   *A.  PERSONALITY:*

*1*. Jangan membandingkan hidup Anda dengan orang lain karena Anda tidak pernah tahu apa yang telah mereka lalui.

*2.* Jangan berpikir negatif akan hal-hal yang berada diluar kendali Anda, melainkan salurkan energi Anda menuju kehidupan yang dijalani saat ini, secara positif

*3.* Jangan bekerja terlalu keras, jangan lewati batasan Anda.

*4*. Jangan memaksa diri Anda untuk selalu perfect, tidak ada satu orang pun yang sempurna.

*5.* Jangan membuang waktu Anda yang berharga untuk gosip.

*6*. Bermimpilah saat anda bangun (bukan saat tertidur).

*7*. Iri hati membuang-buang waktu, Anda sudah memiliki semua kebutuhan Anda.

*8*. Lupakan masa lalu. Jangan mengungkit kesalahan pasangan Anda di masa lalu. Hal itu akan merusak kebahagiaan Anda saat ini.

*9.* Hidup terlalu singkat untuk membenci siapapun itu. Jangan membenci.

*10*. Berdamailah dengan masa lalu Anda agar hal tersebut tidak menganggu masa ini.

*11*. Tidak ada seorang pun yang bertanggung jawab atas kebahagiaan Anda kecuali Anda.

*12*. Sadari bahwa hidup adalah sekolah, dan Anda berada di sini sebagai pelajar. Masalah adalah bagian daripada kurikulum yang datang dan pergi seperti kelas aljabar (matematika) tetapi, pelajaran yang Anda dapat bertahan seumur hidup.

*13*. Senyumlah dan tertawalah.

*14*. Anda tidak dapat selalu menang dalam perbedaan pendapat. Belajarlah menerima kekalahan.

      *B. COMMUNITY:*

*15.* Hubungi keluarga Anda sesering mungkin

*16. Setiap hari berikan sesuatu yang baik kepada orang lain.

*17*. Ampuni setiap orang untuk segala hal

*18.* Habiskan waktu dengan orang-orang di atas umur 70 dan di bawah 6 tahun.

*19*. Coba untuk membuat paling sedikit 3 orang tersenyum setiap hari.

*20.* Apa yang orang lain pikirkan tentang Anda bukanlah urusan Anda.

*21*. Pekerjaan Anda tidak akan menjaga Anda di saat Anda sakit, tetapi keluarga dan teman Anda. Tetaplah berhubungan baik

           *C. LIFE:*

*22*. Jadikan Tuhan sebagai yang pertama dalam setiap pikiran, perkataan, dan perbuatan Anda.

*23.* Tuhan menyembuhkan segala sesuatu.

*24.* Lakukan hal yang benar.

*25.* Sebaik/ seburuk apapun sebuah situasi, hal tersebut akan berubah.

*26*. Tidak peduli bagaimana perasaan Anda, bangun, berpakaian, dan keluarlah!.

*27.* Yang terbaik belumlah tiba.

*28*. Buang segala sesuatu yang tidak berguna, tidak indah, atau mendukakan.

*29.* Ketika Anda bangun di pagi hari, berterima kasihlah pada Tuhan untuk itu.

*30.* Jika Anda mengenal Tuhan, Anda akan selalu bersukacita. So, be happy.

Mati tdk menunnggu Tua....Mati tidak menunggu sakit...nikmati hidup....sebelum hidup tidak bisa di nikmati.

*Sahabatku !,*
*Saat membaca dan selesai menyimak semua hal di atas, kami mohon kepada sahabatku  untuk membagikan tulisan ini kepada "orang" yang kita cintai, "teman" sepermainan kita, "teman" kantor, maupun "orang" yang tinggal dengan kita.*

*Pengetahuan ini tidak hanya akan memperkaya kita, tetapi juga orang disekeliling kita*.

*KARENA BAIK HADIR UNTUK MEMBAGI HAL" YANG BAIK...!!* 🙏🙏🙏

Jumat, 05 Agustus 2016

KECELIK(3) - ORANG KUAT


Ketiga, orang mengira bahwa jagoan adalah yang bisa mengalahkan semua 
musuh. ’’Iku kecelik. Sebab musuh sing dikalahno, duwe bolo, duwe konco, duwe keluarga. Masio kalah, koncone, bolone, keluargane pasti balas dendam. Musuhe tambah akeh,’’ tuturnya.

Menang yang sejati, kata Kiai Saerozi, adalah dengan memaafkan. ’’Al afwu la tazidu illa izzan. Memaafkan akan menambah kemenangan”.

’’Musuh disepuro dadi bolo, dulur ora disepuro dadi musuh,’’ tegasnya.
Misalnya musuhan dengan tetangga kanan rumah. Ora mau nyepuro. Maka lewat depan rumahnya pasti segan. Musuhan dengan tetangga kiri rumah. Ora mau nyepuro. Lewat di depannya pasti juga segan. ’’Akhire ngiri buntu, nganan yo buntu. Padahal asline ora buntu. Sing mbuntu atine dewe,’’ jelasnya.

Kalau punya musuh, mau ngapain juga pasti susah. ’’Mau masuk musola kok di didalamnya ada musuhe. Pasti tidak mau masuk. Ora dikipatno ngipat-ngipat dewe,’’ ucapnya disambut ger-geran jamaah.

’’Mau naik angkot kok didalam ada musuhe. Pasti ora sido naik,’’ tambahnya.

Makanya yang paling baik adalah memaafkan. ’’Jagoan sejati iku nyepuroan,’’ paparnya..

Agar antar anak tidak ada musuhan, orang tua diminta tidak mbedak-mbedakno iki anak emas. Dan ini anak bukan emas. Tidak boleh membanding-bandingkan kelebihan anak dihadapan anak yang lain. Sebab kalau sudah tali silaturahmi putus, maka tali hubungan dengan Allah juga putus. ’’Kajio bendino kalau hubungan dengan sanak keluarga ora apik, percuma,’’ tegas


KECELIK (1) - KEMULIAAN

'Kecelik', sebuah kata bahasa jawa yang sering diterjemahkan dengan kecewa. Gak pas-pas banget. Kecelik adalah sebuah ungkapan untuk hal yang diyakini bakal terjadi namun tidak terjadi. Kalau kecewa melibatkan pihak lain untuk terjadinya sedangkan kecelik murni karena salah perhitungan.


Berikut ini kisah tentang kecelik saya dapat dari group whatsapp, yang dipost oleh pak Agus

Ojo Dadi Wong KECELIK
Saat ceramah KH Saerozi dr Moropelang cerita soal tiga orang yang kecelik.


Pertama, orang ingin mulia dengan memperlihatkan kebaikan. ’’Orang yang ingin mulia dengan ngetok-ngetokno keapikane iku kecelik. Sebab keapikan iku lek diketokno ora nggarai apik. Justru nggarai elek,’’ tuturnya. Sebaliknya, keapikan kalau ditutupi, akan semakin kelihatan baik.

’’Sampean kenalan karo wong. Sampean takoni jenenge sopo. Kok deweke jawab. Kulo almukarrom kiai haji Soleh. Yo malah diguyu. Kok ora ditambahi almarhum pisan,’’ ucapnya disambut tawa jamaah.

Pelok, isi buah mangga, kata Kiai Saerozi, jika ditanam di tanah dalam-dalam, justru akan menumbuhkan pohon dan buah. ’’Coba pelok iku delehen duwur mejo. Yo sido garing,’’ tambahnya. 

’’Makanya ada maqolah, kun ardun fi qodaminnas. Jadilah kamu bumi bagi kaki-kaki manusia,’’ tuturnya. ’’Bumi itu dibawah. Yo diinjak-injak. Yo diidoni. Tapi regane tambah suwi tambah larang. Padahal bumine ora lapo-lapo,’’ ucapnya kembali disambut ger-geran jamaah.

Makanya jika ngelakoni apik, sebaiknya disembunyikan atau ditutupi. ’’Attawadlu’u la tazidu illa rif’ah. Wong tawadlu akan semakin mulia,’’ ucapnya.
’’Orang yang berbuat baik dengan diketok-ketokno iku biasane gak eroh dalane berbuat apik. Utowo gak biasa ngelakoni apik,’’ jelasnya.


KECELIK (2) - UANG



Kedua, orang yang ingin kaya dengan enggan bersedekah. ’’Bayangane duwek akeh iku lek disimpen. Iku kecelik. Duwek akeh iku lek disedekahno. Assodaqotu la tazidu illa kasron,’’ tuturnya.

Setiap malam, malaikat turun mendoakan orang-orang yang sedekah. Ya Allah, gantilah yang lebih banyak kepada orang-orang yang sedekah.

’’Saya kemarin di Kediri ketemu MI yang setiap tahun gurune diberi motor. Saya tanya  kok iso ngunu,’’ kata Kiai Saerozi. Salah satu pengurus cerita, awalnya dia hanya beri satu motor. Lha kok rezekini tambah akeh tambah akeh. Akhire motor yang diberikan terus bertambah. ’’Kemarin yang dibagikan sudah 11 motor,’’ bebernya.

Uang, kata Kiai Saerozi, sejatinya adalah pembantu. ’’Kalau disedekahkan, uang itu hidup. Golekno pahala sing sedekah,’’ jelasnya. Misalnya uang itu dipakai mbayari guru ngaji. Maka orang yang sedekah dapat pahala ngajar ngaji tanpa susah payah ngajar ngaji. ’’Sebaliknya, kalau hanya disimpan, uang itu turu. Sampean seneng endi duwe pembantu turu karo pembantu sing kerjo?’’ ucap Kiai Saerozi.

Orang yang medit, kata Kiai Saerozi, sebenarnya luman. Sebab harta yang disimpannya, ketika meninggal, seluruhnya akan dinikmati pewarisnya.

Sebaliknya, orang yang suka sedekah, sebenarnya pelit. Karena semua yang disedekahkan, kelak akan ia nikmati sendiri di akhirat.

Selasa, 24 Mei 2016

Gigih: Endurance



Bahasa Inggris memiliki kata cantik Endurance, sebuah kata yang menggabungkan kekuatan(strength) fisik dan mental. Sebuah modal penting dalam pencapaian tujuan atau pun sukses.

Berikut ini definisi endurance menurut miriam webster:
: the ability to do something difficult for a long time
Kemampuaan melakukan sesuatu yang sulit dalam jangka waktu yang panjang
    • : the ability to deal with pain or suffering that continues for a long time
    • Kemampuan untuk berurusan dengan sakit atau penderitan yang terus menerus dalam jangka waktu yang lama
    • : the quality of continuing for a long time
    • Kualitas yang berkelanjutan untuk jangka waktu lama












Kata kunci nya ketahanan fisik dan mental dan waktu yang lama. Endurance menuntut ketahanan fisik, karena harus mengerahkan kekuatan fisik dalam jangka waktu yang relatif lama. Ketahanan mental untuk terus berkeyakinan tentang pencapaian tujuan mesti berlangsung dalam waktu yang lama.

Berikut ini tips membangun endurance:



Bagaimana dengan anda?

Rabu, 04 Mei 2016

Patrap Triloka Ki Hajar Dewantara



Ki Hajar Dewantara
Ki Hajar Dewantara


Tanggal 2 Mei, bagi bangsa Indonesia merupakan hari yang cukup penting. Tanggal ini diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional. Sebuah penanda dalam kalender penanggalan nasional untuk merefleksikan kembali segala terkait pendidikan bangsa ini.

Tanggal yang dianggap begitu penting, bukan hanya kebetulan bersamaan dengan tanggal kelahiran sosok pahlawan nasional, namun memang disengaja sama dan untuk memperingati hari kelahiran beliau sebagai tokoh penting pergerakan nasional dalam perjuangan pendidikan anak negeri ini. Tanggal 2 Mei adalah tanggal kelahiran Raden Mas Soewardi Soeryaningrat, tepatnya 2 Mei 1889. Keputusan menjadikan tanggal 2 Mei sebagai Hari Pendidikan Nasional ini dituangkan dalam surat keputusan presiden, 
Surat Keputusan Presiden RI No. 305 tahun 1959 tertanggal 28 November 1959.

Sekalipun terlahir sebagai bangsawan, tak lantas menjadikan beliau melupakan nasib bangsanya, yang pada saat itu dalam kekuasaan bangsa Belanda. Dan gelar bangsawan dan fasilitas yang include didalamnya termasuk mengenyam pendidikan sampai dengan perguruan tinggi STOVIA, namun tidak tamat karena sakit. Dia bersama teman-temannya berusaha keras memperjuangkan pendidikan rakyat kecil untuk bisa menikmati pendidikan yang baik.

Bentuk perjuangannya disamping melalui kritikan yang ditulis dalam surat kabar,de Express, yang dipimpin oleh Edward Dewes Dekker. Juga melakukan aksi nyata mendirikan sekolah yang dinamainya Taman Siswa.Pendirian sekolah ini dilakukan bersama-sama dengan teman-temannya dalam paguyubannya 'Selasa Kliwon', nama aslinya sekolah ini : National Onderwijs Institut Taman Siswa.

Sekolah ini menerapkan prinsip dasar(core values) yang mereka sebut patrap triloka, tiga prinsip dasar berkarya, yaitu :

  • Ing Ngarsa Sung Tuladha - Di depan memberikan contoh
  • Ing Madya Mangun Karsa - Di tengah membangkitkan/membangun kemauan
  • Tut Wuri Handayani - Mengikuti dibelakang menyokong kekuatan
Tiga prinsip pembelajaran yang juga banyak diterapkan untuk kepemimpinan.  Bahwa seorang pemimpin tidak harus selalu di depan atau pun terdepan. Di mana pun dia berdiri memiliki peran fungsi yang berbeda.


Dalam hal pendidikan, terutama pendidikan dasar menengah sepertinya bangsa ini sangat ingin mengadopsi semangat Taman Siswa ini, tercermin dari lambang pendidikan dasar dan menengah yang mengadopsi lambang Taman Siswa menjadi logo Dinas Pendidikan Dasar dan Menengah. 



Lambang Taman Siswa


Logo DikDasMen

Logo Dinas Pedidikan Dasar Dan Menengah
Selamat Hari Pendidikan Nasional


foto diambil dari blog:

https://deviyohanna.wordpress.com/2014/06/14/deskripsi-pahlawan-nasional/

Hak cipta gambar, dimiliki masing pemilik blog


4 Mei 2016

Diolah dari berbagai sumber.




Senin, 25 April 2016

Gigih : Kebiasaan Pagi Founder Startup

Dari Sejenak Pagi, Telegram
Sarapan Pagi :
10 Kebiasan Founder Start Up Indonesia untuk menunjang produktivitas kerja




Tech in Asia merangkum 10 Kebiasaan harian yang senantiasa dilakukan founder atau CEO start up bisnis di Indonesia pada PAGI hari SEBELUM memulai aktivitas kerja.

Cara ini bisa Anda tiru juga lho untuk meningkatkan produktivitas kerja Anda.

Apa saja rutinitas yang biasa mereka lakukan?

Yuk simak ulasan berikut.

1. Bangun tidur antara jam 03:00 - 04:00 pagi

Diajeng Lestari, CEO HijUp rutin bangun jam 3-4 pagi. Saat kebanyakan orang sedang terlelap, Istri dari Achmad Zaky, CEO Buka Lapak ini melakukan solat tahajjud, baca buku atau Al-Qur'an, berpikir, dan berkontemplasi.


2. Berdoa pada waktu "Saat Teduh"

Bagi umat Kristiani, pasti tak asing dengan istilah "Saat Teduh". Founder NulisBuku.com, Brilliant Yonetega memiliki kebiasaan bangun jam 5 pagi utk berdoa dan mendengar-Nya. Inilah yang disebut Saat Teduh.

3. Membaca buku 50-100 halaman sebelum jam 7 pagi

Andreas Senjaya, membaca buku 100 halaman setiap hari, sebelum jam 7! Bayangkan jam berapa ia bangun tidur?

Sebelum membaca buku sekian halaman itu, ia sudah harus bangun jam 4 pagi, dilanjut dgn tahajjud, shalat subuh, membaca Al-Qur'an, 10 halaman. Selain itu ia juga menyempatkan berolah raga 15 menit. Hasilnya? Ia tetap tangguh dalam mengelola Badr Interactive.

4. Berdoa dan Berolahraga

Calcin Kizana, CEO PicMix, mengatakan bahwa berdoa dan olahraga adalah kesatuan.
dengan berdoa pikiran jernih secara rohani dan berolahraga membuat tubuh sehat.

Kombinasi ini adalah keharusan untuk bisa tetap fokus, sehat, dan memiliki keputusan strategis saat memimpin tim.


5. Shalat Dhuha

Founder dan CEO Bubu, Shinta W. Dhanuwardoyo melaksanakan shalat dhuha sebagai bentuk syukur. Sebagai mana yg kita tau, shalat Dhuha merupakan sunnah rasul untuk kelancaran rizki.

6. Membaca koran cetak ditemani secangkir susu cokelat

Meski kita bisa mengakses informasi kapanpun dan dimanapun dengan internet,
Hadi Gunawan, CEO GadgetGaul, tetap membalik tiap halaman koran cetak merupakan salah satu ritual pagi paling nikmat yg sulit dilepaskan sejak sekolah dulu.


7. Melakukan Yoga

Devi Raissa, Founder dan CEO  RabbitHole, memiliki kebiasaan Yoga setiap pagi. Dari tenangan dan fokus yang didapat dg Yoga, bisa memicu ide2 utk inovasi dan mengerjakan beberapa tugas lebih mungkin diselesaikan.

8. Lari pagi sejauh 15 km

Ivan Sebastian Setyadarma, CEO Inapay, memiliki kebiasaan berolahraga dg lari sejauh 5 km, selama 30 menit, pada jam 6.30

Berlari bisa menghasilkan hormon endorphin yg membuat kita lebih nyaman dg mood yg bagus, sehingga bisa berpikir positif dalam segala hal.


9. Berolahraga

Hanifa Ambadar, CEO Female Daily, juga memiliki kebiasaan berolahraga. Menurutnya, olahraga sgt membantu menyelesaikan urusan pekerja. Karena kita menjadi lebih berenergi, lebih waspada, jarang sakit, dan bisa mengelola stress.

10. Golden Hour dan 9 AM

Andy Suhaili, Founder dan CEO pricearea menamakan rutinitasnya dengan Golden Hour. Yaitu 1 jam setelah bangun tidur, ia gunakan utk mempersiapkan mood dan pikiran positif utk hari itu dg minum kopi, sarapan, lari pagi, atau mendengarkan pembicara favoritenya di Youtube


Nah, bagaimana aktivitas pagi hari Anda? Coba ikuti kebiasaan para CEO di atas. Jangan sampai Anda BANGUN KESIANGAN ya 😉

Kesabaran dalam Meme

Berikut ini aneka quotes dari berbagai sumber:


















Sabar, Gigih dan Gairah

  • Dari meriam webster, sabar, gigih dan gairah diterjemahan sebagai hal berikut: 

  • Sabar - Patient:
  • :able to remain calm and not become annoyed when waiting for a long time or when dealing with problems or difficult people
  • mampu untuk tetap tenang dan tidak menjadi terganggu ketika menunggu dalam waktu yang lama atau pada saat menghadapi permasalahan ataupun orang yang sulit.
  • : done in a careful way over a long period of time without hurrying
  • melakukan dengan hati-hati dalam jangka waktu yang lama tanpa terburu-buru.


Gigih - Persistent:
  • : continuing to do something or to try to do something even though it is difficult or other people want you to stop
  • terus-menerus melakukan sesuatu atau mencoba melakukan sesuatu sekalipun itu sulit atau orang lain ingin kita berhenti melakukan
  • : continuing beyond the usual, expected, or normal time 
terus menerus diluar kebiasaan, harapan atau waktu normal



Gairah - Passion
  • : a strong feeling of enthusiasm or excitement for something or about doing something
  • antusiasme atau ketertarikan yang kuat pada sesuatu atau melakukan sesuatu 
  • : a strong feeling (such as anger) that causes you to act in a dangerous way
  • perasaan yang kuat(seperti kemarahan) yang menjadikan anda berbuat dengan cara yang berbahaya
  • : a strong sexual or romantic feeling for someone
perasaan yang kuat terkait seksual atau romantis kepada seseorang

Jumat, 22 April 2016

Bumi Yang Satu


Sebagaimana disebutkan dalam Wikipedia:
"Hari Bumi adalah hari pengamatan tentang bumi yang dicanangkan setiap tahun pada tanggal 22 April dan diperingati secara internasional.[1][2] Hari Bumi dirancang untuk meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap planet yang ditinggali manusia ini yaitubumi. Dicanangkan oleh Senator Amerika Serikat Gaylord Nelson pada tahun 1970 seorang pengajar lingkungan hidup. Tanggal ini bertepatan pada musim semi di Northern Hemisphere (belahan Bumi utara) dan musim gugur di belahan Bumi selatanPBB sendiri merayakan hari Bumi pada 20 Maret sebuah tradisi yang dicanangkan aktivis perdamaian John McConnell pada tahun 1969, adalah haridi mana matahari tepat di atas khatulistiwa yang sering disebut Ekuinoks Maret.
Kini hari bumi diperingati di lebih dari 175 negara dan dikoordinasi secara global oleh Jaringan Hari Bumi (Earth Day Network)" 
Menjadi begitu penting buat kita semua untuk menyadari semakin tuanya bumi kita. Sampai sejauh ini belum ada planet lain yang bisa ditinggali oleh manusia dan memiliki sumberdaya yang memadai untuk dapat manusia melangsungkan hidupnya.
Ada banyak cara untuk membangkitkan kesadaran ini, diantaranya kreasi meme. Meme saat ini menjadi cara yang sangat banyak digunakan untuk menyebarkan ide. Karena meme dibuat menggunakan gambar dan tulisan singkat menarik mudah dicerna (cathcy). 
Berikut ini beberapa Meme terkait hari bumi yang di himpun salah satu website radarindo.com.











Google pun, sebagaimana diketahui, belakangan ini mengganti gambar awalnya menyesuaikan gambar awalnya sesuai event penting terkait peristiwa penting pada suatu tanggal juga menampilkan gambar awal tak kalah menarik dalam rangka menyambut Hari Bumi 2016. Berikut gambar gambar awalnya. 




Dalam gambar awalnya google menampilkan beraneka satwa. Dan tidak menampilkan manusia,sepertinya hendak menyampaikan bahwa bumi ini bukan hanya milik manusia, dan bumi ini memiliki keluarga besar yang harus dijaga.

Bagaimana menurut anda?




Kamis, 21 April 2016

Apel untuk Ibu


Dari pak Muslichan Subec,
RENUNGAN SORE




 Seorang anak kecil memegang dua buah apel di kedua tangannya.

Ibunya datang mendekat, sambil tersenyum kemudian bertanya "Sayang.., boleh Mama minta satu?"

Si anak memandang ibunya beberapa detik, kemudian dengαή cepat menggigit kedua apelnya, bergantian ...

Si ibu berusaha menyembunyikan kekecewaannya, senyumnya telanjur luntur dari wajah nya... 😕

Sampai kemudian si anak menyodorkan salah satu apel yang telah digigitnya  tadi kepada ibunya.

Dengan sukacita dαn senyum ceria si anak berkata : "Ini untuk Ibu, karna yang ini LEBIH  MANIS

Hening.. ternyata anak ingin memberikan yg terbaik buat ibunya...makanya si anak memastikannya

Tidak ada kata2 yg terucap dari bibir ibunya, kecuali senyum dan bola matanya yang berkaca-kaca....tak terasa mengalir air matanya 😂

Siapapun Anda,
seberapapun pengalaman & pengetahuan Anda, jangan tergesa-gesa menilai seseorang, siapapun dia. Bersabarlah...

Kamis, 14 April 2016

Belajar dari WA


Dari pak Muslichan, Subec


Setiap hari kita pake WA ini. Bersilahturahmi, bertukar informasi, bercanda dsb. Tp tentu jarang yang tau siapa sesungguhnya penemu WA.
inilah kisah inspiratifnya...

Ia lahir & dibesarkan di Ukraina dari keluarga yang relatif miskin. Di usia 16 tahun, ia nekat pindah ke Amerika, demi mengejar apa yang dikenal sebagai “American Dream”.

Pada usia ke-17, ia hanya bisa makan dari jatah pemerintah, nyaris menjadi gelandangan. Tidur beratap langit, beralaskan tanah. Untuk bertahan hidup, dia bekerja sebagai tukang bersih2 supermarket.

Hidupnya kian terjal saat ibunya didiagnosa kanker. Mereka bertahan hidup hanya dengan tunjangan kesehatan seadanya. Ia lalu kuliah di San Jose University. Tapi kemudian memilih drop-out, karena lebih suka belajar programming secara autodidak.

Karena keahliannya sebagai programmer, pemuda tsb diterima bekerja sebagai engineer di Yahoo! Ia bekerja di sana selama 10 thn. Di situ, ia berteman akrab dengan Brian Acton. Keduanya membuat sebuah program aplikasi di tahun 2009, setelah resign dari Yahoo!

Keduanya sempat melamar ke Facebook yang tengah menanjak popularitasnya saat itu, namun diitolak.

Facebook mungkin kini sangat menyesal pernah menolak lamaran mereka karena setelah beberapa tahun, program aplikasi mereka justru resmi dibeli Facebook dengan harga fantastis USD 19Miliar (sekitar Rp 247 Triliun).

Pemuda itu bernama Jan Koum, pendiri "WhatsApp" yang fenomenal dan sedang kita nikmati saat ini.

Beberapa waktu lalu, Jan Koum melakukan ritual yang mengharukan. Ia datang ke tempat dimana ia dulu saat berumur 17 thn, setiap pagi antri untuk mendapatkan jatah makanan dari pemerintah. Ia menyandarkan kepalanya ke dinding tempat ia dulu antri. Mengenang saat-saat sulit, dimana bahkan untuk makan saja ia tidak punya uang..

Pelan2, air matanya meleleh. Ia tidak pernah menyangka perusahaannya dibeli dengan nilai setinggi itu. Ia pun mengenang ibunya yang rela menjahit baju buat dia demi menghemat. “Tak ada uang, Nak…”. Ia menyesal tak pernah bisa mengabarkan berita bahagia ini kepada ibunya.
***

Teruslah BERMIMPI,
Teruslah BELAJAR,
Teruslah BERUSAHA..
Teruslah BERDOA.

Sungguh kita tak pernah tahu warna dan rupa masa depan kita.

All we have to do just make sure that we'll keep tryin'....
KEEP SPIRIT..🆗👌
NEVER GIVE UP👏👏👏

Uangnya Punyamu, Tapi...

Dari Mas Ibnu group Family

COPAS

Karena bagus isinya, maka saya share.

Uang Milikmu, Tapi Sumber Alam Milik Bersama

Ini kesaksian  penuh makna dari seseorang yang punya pengalaman berharga di Jerman. Selamat menyimak:


Jerman adalah sebuah negara industri terkemuka. Di negara seperti ini, banyak yang mengira warganya hidup foya2. Ketika saya tiba di Hamburg, bersama rekan-rekan kami masuk ke restoran. Kami melihat banyak meja yang kosong. Ada satu meja dmana spasang anak muda sdg makan. Hanya ada 2 piring makanan dan dua kaleng bir di meja mereka. Saya bertanya dalam hati, "apa hidangan yang begitu simple ini bisa disebut romantis?"

 Kemudian ada  beberapa wanita tua di meja lainnya. Ketika makanan dihidangkan, pelayan membagi makanan  & mereka menghabiskan setiap butir makanan yang ada di piring mereka.

Karena kami lapar, rekan kami memesan lebih banyak makanan. Saat selesai, tersisa kira-kira sepertiganya yang tidak dapat  kami habiskan di meja.



Tapi begitu kami hendak meninggalkan restoran, wanita tua yang duduk dari meja sebelah menegur kami dalam bhs Inggris, menyatakan bahwa mereka tidak senang karena kami memubazirkan makanan.

Sahabat saya lalu menjawab teguran itu:  "Lho kami yang membayar kok, ini bukan urusan kalian jika mkanan kami tersisa...".

Mendadak Wanita tua itu dan temannya meradang. Salah satunya segera mengeluarkan HP & menelpon seseorang. Tak lama  kemudian seorang pria berseragam yakni Sekuritas Sosial negeri itu tiba. Setelah mndengar sumber msalah pertengkaran, ia menerbitkan surat denda Euro 50 pada kami. Kami smua terdiam.

Petugas tersebut lalu berkata dengan suara yang galak:

“PESANLAH MAKANAN YG SANGGUP ANDA MAKAN, UANG ITU MILIKMU TAPI SUMBER DAYA ALAM INI MILIK BERSAMA. ADA BANYAK ORG LAIN DI DUNIA YG KEKURANGAN. KALIAN TDK PUNYA ALASAN UTK MENYIA-NYIAKAN SUMBER DAYA ALAM TSB"

Pola pikir dari masyarakat di negara makmur tsb membuat kami sungguh merasa malu. Bayangkan, kita yang berasal dari negara yang tidak makmur-makmur amat hidup dengan gengsi, dan sering pesan makanan berlebihan saat menjamu tamu.

Pelajaran ini sangat penting.“MONEY IS YOURS BUT RESOURCES BELONG TO THE SOCIETY.

Kawan, marilah mengurangi pemubaziran, karena uang memang milikmu, tapi sumber daya alam itu milik bersama.su

Rumah ala Cak Nun

Dari pak Narjo- Subec

R U M A H    K I T A

Oleh: Cak Nun
(ternyata tulisan ini bukan tulisan cak Nun)

Kita bukan penduduk bumi...
Kita adalah penduduk sorga...
Kita tidak berasal dari bumi...
Tapi kita berasal dari sorga.

Maka carilah bekal untuk kembali ke rumah...
Kembali ke kampung halaman...
Dunia bukan rumah kita...
Maka jangan cari kesenangan dunia.

Kita hanya pejalan kaki dalam perjalanan kembali ke rumahNya.

Bukankah mereka yang sedang dalam perjalanan pulang selalu mengingat rumahnya dan mereka mencari buah tangan untuk kekasih hatinya yang menunggu di rumah?

Lantas,,,
Apa yang kita bawa untuk penghuni rumah kita, Rabb yang mulia?

Dia hanya meminta amal sholeh dan keimanan, serta rasa rindu padaNya yang menanti di rumah.

Begitu beratkah memenuhi harapanNya?

Kita tidak berasal dari bumi...
Kita adalah penduduk sorga...
Rumah kita jauh lebih Indah di sana.

Kenikmatannya tiada terlukiskan...
Dihuni oleh orang-orang yang mencintai kita...
Ada istri sholehah serta tetangga dan kerabat yang menyejukkan hati.

Mereka rindu kehadiran kita...
Setiap saat menatap menanti kedatangan kita...
Mereka menanti kabar baik dari Malaikat Izrail...
Kapan keluarga mereka akan pulang?

Ikutilah peta (Al-Qur'an) yang Allah titipkan sebagai pedoman perjalanan...
Jangan sampai salah arah dan berbelok ke rumahnya Iblis Laknatullah yaitu jalan ke Neraka Jahanam.

Kita bukan penduduk bumi...
Kita penduduk sorga..
Bumi hanyalah dalam perjalanan...
Kembalilah ke rumah.

Selamat berikhtiar saudaraku semua...utk kembali ke rumah kita di sorga.

Gula yang Manis

dari Dahlan di Group SMAN Cepu


Belajar Ikhlas dari Gula Pasir






Gula pasir memberi rasa manis pada kopi, tapi orang menyebutnya kopi manis, bukan kopi gula.

Gula pasir memberi rasa manis pada teh, tapi orang menyebutnya teh manis, bukan teh gula.

Gula pasir memberi rasa manis pada es jeruk, tapi orang menyebutnya es jeruk manis...bukan es jeruk gula

Orang menyebut roti manis...bukan roti gula...

Orang menyebut sirup pandan, sirup apel, sirup jambu, padahal bahan dasarnya gula.

Tapi gula tetap ikhlas larut dalam memberi rasa manis.

Akan tetapi apabila berhubungan dengan penyakit, barulah gula disebut, penyakit gula..!

Begitulah hidup, kadang kebaikan yang Kita tanam tak pernah disebut orang.

Tapi kesalahan akan dibesar-besarkan...

Larutlah seperti gula...
Ikhlaslah seperti gula...

Tetap SEMANGAT memberi KEBAIKAN...!!!!
Tetap SEMANGAT menyebar KEBAIKAN..!!!
Karena KEBAIKAN tidak UNTUK DISEBUT...
Tapi untuk dirasakan.

Rabu, 06 April 2016

Kitab Musarar Jayabaya (jawa)

di copas full dari
https://nurahmad.wordpress.com/wasiat-nusantara/kitab-musarar-jayabaya-jawa/


Asmarandana :
  1. Kitab Musarar inganggit, Duk Sang Prabu Joyoboyo, Ing Kediri kedhatone, Ratu agagah prakosa, Tan ana kang malanga, Parang muka samya teluk, Pan sami ajrih sedaya,
  2. Milane sinungan sakti, Bathara Wisnu punika, Anitis ana ing kene, Ing Sang Prabu Jayabaya, Nalikane mangkana, Pan jumeneng Ratu Agung, Abala para Narendra,
  3. Wusnya mangkana winarni, Lami-lami apeputra, Jalu apekik putrane, Apanta sampun diwasa, Ingadekaken raja, Pagedongan tanahipun, Langkung arja kang nagara,
  4. Maksihe bapa anenggih, Langkung suka ingkang rama, Sang Prabu Jayabayane, Duk samana cinarita, Pan arsa katamiyan, Raja Pandita saking Rum, Nama Sultan Maolana,
  5. Ngali Samsujen kang nami, Sapraptane sinambrama, Kalawan pangabektine, Kalangkung sinuba suba, Rehning tamiyan raja, Lan seje jinis puniku, Wenang lamun ngurmatana.
  6. Wus lenggah atata sami, Nuli wau angandika, Jeng Sultan Ngali Samsujen, “Heh Sang Prabu Jayabaya, Tatkalane ta iya, Apitutur ing sireku, Kandhane Kitab Musarar.
  7. Prakara tingkahe nenggih, Kari ping telu lan para, Nuli cupet keprabone, Dene ta nuli sinelan, Liyane teka para,” Sang Prabu lajeng andeku, Wus wikan titah Bathara.
  8. Lajeng angguru sayekti, Sang-a Prabu Jayabaya, Mring Sang raja panditane, Rasane Kitab Musarar, Wus tunumplak sadaya, Lan enget wewangenipun, Yen kantun nitis ping tiga.
  9. Benjing pinernahken nenggih, Sang-a Prabu Jayabaya, Aneng sajroning tekene, Ing guru Sang-a Pandita, Tinilar aneng Kakbah, Imam Supingi kang nggadhuh, Kinarya nginggahken kutbah.
  10. Ecis wesi Udharati, Ing tembe ana Molana, Pan cucu Rasul jatine, Alunga mring Tanah Jawa, Nggawa ecis punika, Kinarya dhuwung puniku, Dadi pundhen bekel Jawa.
  11. Raja Pandita apamit, Musna saking palenggahan, Tan antara ing lamine, Pan wus jangkep ing sewulan, Kondure Sang Pandita, Kocapa wau Sang Prabu, Animbali ingkang putra.
  12. Tan adangu nulya prapti, Apan ta lajeng binekta, Mring kang rama ing lampahe, Minggah dhateng ardi Padhang, Kang putra lan keng rama, Sakpraptanira ing gunung, Minggah samdyaning arga.
  13. Wonten ta ajar satunggil, Anama Ajar Subrata, Pan arsa methuk lampahe, Mring Sang Prabu Jayabaya, Ratu kang namur lampah, Tur titis Bathara Wisnu, Njalma Prabu Jayabaya
  14. Dadya Sang Jayabaya ji, Waspada reh samar-samar, Kinawruhan sadurunge, Lakune jagad karana, Tindake raja-raja, Saturute laku putus, Kalawan gaib sasmita.
  15. Yen Islama kadi nabi, Ri Sang aji Jayabaya, Cangkrameng ardi wus suwe, Apanggih lawan ki Ajar, Ajar ing gunung Padhang, Awindon tapane guntur, Dadi barang kang cinipta.
  16. Gupuh methuk ngacarahi, Wus tata dennya alenggah, Ajar angundang endhange, Siji nyunggi kang rampadan, Isine warna-warna, Sapta wara kang sesuguh, Kawolu lawan ni endang.
  17. Juwadah kehe satakir, Lan bawang putih satalam, Kembang melathi saconthong, Kalawan getih sapitrah, Lawan kunir sarimpang, Lawan kajar sawit iku, Kang saconthong kembang mojar.
  18. Kawolu endang sawiji, Ki Ajar pan atur sembah, “Punika sugataningong, Katura dhateng paduka,” Sang Prabu Jayabaya, Awas denira andulu, Sedhet anarik curiga.
  19. Ginoco ki Ajar mati, Endhange tinuweg pejah, Dhuwung sinarungken age, Cantrike sami lumajar, Ajrih dateng sang nata, Sang Rajaputra gegetun, Mulat solahe kang rama.
  20. Arsa matur putra ajrih, Lajeng kondur sekaliyan, Sapraptanira kedhaton, Pinarak lan ingkang putra, Sumiwi muriggweng ngarsa, Angandika Sang-a Prabu, Jayabaya mring kang putra.
  21. Heh putraningsun ta kaki, Sira wruh solahing Ayea, lya kang mati dening ngong, Adosa mring guruningwang, Jeng Sultan Maolana, Ngali Samsujen ta iku, Duk maksih sami nom-noman.
Sinom :
  1. Pan iku uwis winejang, Mring guru Pandita Ngali, Rasane kitab Musarar, lya padha lawan mami, Nanging anggelak janji, Cupet lelakoning ratu, lya ing tanah Jawa, Ingsun pan wus den wangeni, Kari loro kaping telune ta ingwang.
  2. Yen wis anitis ping tiga, Nuli ana jaman maning, Liyane panggaweningwang, Apan uwus den wangeni, Mring pandita ing nguni, Tan kena gingsir ing besuk, Apan talinambangan, Dene Maolana Ngali, Jaman catur semune segara asat.
  3. Mapan iku ing Jenggala, Lawan iya ing Kediri, Ing Singasari Ngurawan, Patang ratu iku maksih, Bubuhan ingsun kaki, Mapan ta durung kaliru, Negarane raharja, Rahayu kang bumi-bumi, Pan wus wenang anggempur kang dora cara.
  4. Ing nalika satus warsa, Rusake negara kaki, Kang ratu patang negara, Nuli salin alam malih, Ingsun nora nduweni, Nora kena milu-milu, Pan ingsun wus pinisah, Lan sedulur bapa kaki, Wus ginaib prenahe panggonan ingwang.
  5. Ana sajroning kekarah, Ing tekene guru mami, Kang naina raja Pandita, Sultan Maolana Ngali, Samsujen iku kaki, Kawruhana ta ing mbesuk, Saturun turunira, Nuli ana jaman maning, Anderpati arane Kalawisesa.
  6. Apan sita linambangan, Sumilir kang naga kentir, Semune liman pepeka, Pejajaran kang negari, Hang tingkahing becik, Nagara kramane suwung, Miwah yudanegara, Nora ana anglabeti, Tanpa adil satus taun nuli sirna.
  7. Awit perang padha kadang, Dene pametune bumi, Wong cilik pajeke emas, Sawab ingsun den suguhi, Marang si Ajar dhingin, Kunir sarimpang ta ingsun, Nuli asalin jaman, Majapahit kang nagari, lya iku Sang-a Prabu Brawijaya.
  8. Jejuluke Sri Narendra, Peparab Sang Rajapati, Dewanata alam ira, Ingaranan Anderpati, Samana apan nenggih, Lamine sedasa windu, Pametuning nagara, Wedale arupa picis, Sawab ingsun den suguhi mring si Ajar.
  9. Juwadah satakir iya, Sima galak semu nenggih, Curiga kethul kang lambang, Sirna salin jaman maning, Tanah Gelagahwangi, Pan ing Demak kithanipun, Kono ana agama, Tetep ingkang amurwani, Ajejuluk Diyati Kalawisaya.
  10. Swidak gangsal taun sirna, Pan jumeneng Ratu adil, Para wali lan pandhita, Sadaya pan samya asih, Pametune wong cilik, Ingkang katur marang Ratu, Rupa picis lan uwang, Sawab ingsun den suguhi, Kembang mlathi mring ki Ajar gunung Padang.
  11. Kaselak kampuhe bedhah, Kekesahan durung kongsi, Iku lambange dyan sirna, Nuli ana jaman maning, Kalajangga kang nami, Tanah Pajang kuthanipun, Kukume telad Demak, Tan tumurun marang siwi, Tigangdasa enem taun nuli sirna.
  12. Semune lambang Cangkrama, Putung ingkang watang nenggih, Wong ndesa pajege sandhang, Picis ingsun den suguhi, lya kajar sauwit, Marang si Ajar karuhun, Nuli asalin jaman, Ing Mataram kang nagari, Kalasakti Prabu Anyakrakusumo.
  13. Kinalulutan ing bala, Kuwat prang ratune sugih, Keringan ing nungsa Jawa, Tur iku dadi gegenti, Ajar lan para wali, Ngulama lan para nujum, Miwah para pandhita, Kagelung dadi sawiji, Ratu dibya ambeg adil paramarta.
  14. Sudibya apari krama, Alus sabaranging budi, Wong cilik wadale reyal, Sawab ingsun den suguhi, Arupa bawang putih, Mring ki Ajar iku mau, Jejuluke negara, Ratune ingkang miwiti, Surakalpa semune lintang sinipat.
  15. Nuli kembang sempol tanpa, Modin sreban lambang nenggih, Panjenengan kaping papat, Ratune ingkang mekasi, Apan dipun lambangi, Kalpa sru kanaka putung, Satus taun pan sirna, Wit mungsuh sekuthu sami, Nuti ana nakoda dhateng merdagang.
  16. Iya aneng tanah Jawa, Angempek tanah sethithik, Lawas-lawas tumut aprang, Unggul sasolahe nenggih, Kedhep neng tanah Jawi, Wus ngalih jamanireku, Maksih turun Mataram, Jejuluke kang negari, Nyakrawati kadhatone tanah Pajang.
  17. Ratu abala bacingah, Keringan ing nuswa Jawi, Kang miwiti dadi raja, Jejuluke Layon Keli, Semu satriya brangti, Iya nuli salin ratu, Jejuluke sang nata, Semune kenya musoni, Nora lawas nuli salin panjenengan.
  18. Dene jejuluke nata, Lung gadung rara nglingkasi, Nuli salin gajah meta, Semune tengu lelaki, Sewidak warsa nuli, Ana dhawuhing bebendu, Kelem negaranira, Kuwur tataning negari, Duk semana pametune wong ing ndesa.
  19. Dhuwit anggris lawan uwang, Sawab ingsun den suguhi, Rupa getih mung sapitrah, Nuli retu kang nagari, Ilang barkating bumi, Tatane Parentah rusuh, Wong cilik kesrakatan, Tumpa-tumpa kang bilahi, Wus pinesthi nagri tan kena tinambak.
  20. Bojode ingkang negara, Narendra pisah lan abdi, Prabupati sowang-sowang, Samana ngalih nagari, Jaman Kutila genti, Kara murka ratunipun, Semana linambangan, Dene Maolana Ngali, Panji loro semune Pajang Mataram.
  21. Nakoda melu wasesa, Kaduk bandha sugih wani, Sarjana sirep sadaya, Wong cilik kawelas asih, Mah omah bosah-basih, Katarajang marga agung, Panji loro dyan sirna, Nuli Rara ngangsu sami, Randha loro nututi pijer tetukar.
  22. Tan kober paes sarira, Sinjang kemben tan tinolih, Lajengipun sinung lambang, Dene Maolana Ngali, Samsujen Sang-a Yogi, Tekane Sang Kala Bendu, Ing Semarang Tembayat, Poma den samya ngawruhi, Sasmitane lambang kang kocap punika.
  23. Dene pajege wong ndesa, Akeh warninira sami, Lawan pajeg mundak-mundak, Yen panen datan maregi, Wuwuh suda ing bumi, Wong dursila saya ndarung, Akeh dadi durjana, Wong gedhe atine jail, Mundhak tahun mundhak bilaining praja.
  24. Kukum lan yuda nagara, Pan nora na kang nglabeti, Salin-salin kang parentah, Aretu patraping adil, Kang bener-bener kontit, Kang bandhol-bandhol pan tulus, Kang lurus-lurus rampas, Setan mindha wahyu sami, Akeh lali mring Gusti miwah wong tuwa.
  25. Ilang kawiranganingdyah, Sawab ingsun den suguhi, Mring ki Ajar Gunung Padang, Arupa endang sawiji, Samana den etangi, Jaman sewu pitung atus, Pitung puluh pan iya, Wiwit prang tan na ngaberi, Nuli ana lamate negara rengka.
  26. Akeh ingkang gara-gara, Udan salah mangsa prapti, Akeh lindhu lan grahana, Dalajate salin-salirt, Pepati tanpa aji, Anutug ing jaman sewu, Wolung atus ta iya, Tanah Jawa pothar pathir, Ratu Kara Murka Kuthila pan sirna.
  27. Dene besuk nuli ana, Tekane kang Tunjung putih, Semune Pudhak kasungsang, Bumi Mekah dennya lair, Iku kang angratoni, Jagad kabeh ingkang mengku, Juluk Ratu Amisan, Sirep musibating bumi, Wong nakoda milu manjing ing samuwan,
  28. Prabu tusing waliyulah, Kadhatone pan kekalih, Ing Mekah ingkang satunggal, Tanah Jawi kang sawiji, Prenahe iku kaki, Perak lan gunung Perahu, Sakulone tempuran, Balane samya jrih asih, Iya iku ratu rinenggeng sajagad.
  29. Kono ana pangapura, Ajeg kukum lawan adil, Wong jilik pajege dinar, Sawab ingsun den suguhi, Iya kembang saruni, Mring ki Ajar iku mau, Ing nalika semana, Mulya jenenging narpati, Tur abagus eseme lir madu puspa.
Dandanggula :
  1. Langkung arja jamane narpati, Nora nana pan ingkang nanggulang, Wong desa iku wadale, Kang duwe pajeg sewu, Pan sinuda dening Narpati, Mung metu satus dinar, Mangkana winuwus, Jamanira pan pinetang, Apan sewu wolungatus anenggih, Ratune nuli sirna.
  2. Ilang tekan kadhatone sami, Nuli rusak iya nungsa Jawa, Nora karuwan tatane, Pra nayaka sadarum, Miwah manca negara sami, Pada sowang-sowangan, Mangkana winuwus, Mangka Allahu Tangala, Anjenengken Sang Ratu Asmarakingkin, Bagus maksih taruna.
  3. Iku mulih jenenge Narpati, Wadya punggawa sujud sadaya, Tur padha rena prentahe, Kadhatone winuwus, Ing Kediri ingkang satunggil, Kang siji tanah Ngarab, Karta jamanipun, Duk semana pan pinetang, Apan sewu lwih sangang atus anenggih, Negaranira rengka.
  4. Wus ndilalah kersaning Hyang Widhi, Ratu Peranggi anulya prapta, Wadya tambuh wilangane, Prawirane kalangkung, Para ratu kalah ngajurit, Tan ana kang nanggulang, Tanah Jawa gempur, Wus jumeneng tanah Jawa, Ratu Prenggi ber budi kras anglangkungi, Tetep neng tanah Jawa.
  5. Enengena Sang Nateng Parenggi, Prabu ing Rum ingkang ginupita, Lagya siniwi wadyane, Kya patih munggweng ngayun, Angandika Sri Narapati, “Heh patih ingsun myarsa, Tanah Jawa iku, Ing mangke ratune sirna, lya perang klawan Ratu Parenggi, Tan ana kang nanggulang.
  6. Iku patih mengkata tumuli, Anggawaa ta sabalanira, Poma tundungen den age, Yen nora lunga iku, Nora ingsun lilani mulih”, Ki Patih sigra budal, Saha balanipun, Ya ta prapta Tanah Jawa, Raja Prenggi tinundhung dening ki Patih, Sirna sabalanira.
  7. Nuli rena manahe wong cilik, Nora ana kang budi sangsaya, Sarwa murah tetukone, Tulus ingkang tinandur, Jamanira den jujuluki, Gandrung-gandrung neng marga, Andulu wong gelung, Kekendon lukar kawratan, Keris parung dolen tukokena nuli, Campur bawur mring pasar.
  8. Sampun tutug kalih ewu warsi, Sunya ngegana tanpa tumingal, Ya meh tekan dalajate, Yen Kiamat puniku, Ja majuja tabatulihi, Anuli larang udan, Angin topan rawuh, Tumangkeb sabumi alam, Saking kidul wetan ingkang andatengi, Ambedol ponang arga.

Buku ini aku pinjam

Buku yang kita baca tidak sama, Lalu bagaimana bisa merasakan haru biru yang sama [1/8 17.10] Umi Sman Cepu: Njaluk dicritani leh [1/...