Jumat, 05 Agustus 2016

KECELIK (2) - UANG



Kedua, orang yang ingin kaya dengan enggan bersedekah. ’’Bayangane duwek akeh iku lek disimpen. Iku kecelik. Duwek akeh iku lek disedekahno. Assodaqotu la tazidu illa kasron,’’ tuturnya.

Setiap malam, malaikat turun mendoakan orang-orang yang sedekah. Ya Allah, gantilah yang lebih banyak kepada orang-orang yang sedekah.

’’Saya kemarin di Kediri ketemu MI yang setiap tahun gurune diberi motor. Saya tanya  kok iso ngunu,’’ kata Kiai Saerozi. Salah satu pengurus cerita, awalnya dia hanya beri satu motor. Lha kok rezekini tambah akeh tambah akeh. Akhire motor yang diberikan terus bertambah. ’’Kemarin yang dibagikan sudah 11 motor,’’ bebernya.

Uang, kata Kiai Saerozi, sejatinya adalah pembantu. ’’Kalau disedekahkan, uang itu hidup. Golekno pahala sing sedekah,’’ jelasnya. Misalnya uang itu dipakai mbayari guru ngaji. Maka orang yang sedekah dapat pahala ngajar ngaji tanpa susah payah ngajar ngaji. ’’Sebaliknya, kalau hanya disimpan, uang itu turu. Sampean seneng endi duwe pembantu turu karo pembantu sing kerjo?’’ ucap Kiai Saerozi.

Orang yang medit, kata Kiai Saerozi, sebenarnya luman. Sebab harta yang disimpannya, ketika meninggal, seluruhnya akan dinikmati pewarisnya.

Sebaliknya, orang yang suka sedekah, sebenarnya pelit. Karena semua yang disedekahkan, kelak akan ia nikmati sendiri di akhirat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Buku ini aku pinjam

Buku yang kita baca tidak sama, Lalu bagaimana bisa merasakan haru biru yang sama [1/8 17.10] Umi Sman Cepu: Njaluk dicritani leh [1/...