Kamis, 14 April 2016
Belajar dari WA
Dari pak Muslichan, Subec
Setiap hari kita pake WA ini. Bersilahturahmi, bertukar informasi, bercanda dsb. Tp tentu jarang yang tau siapa sesungguhnya penemu WA.
inilah kisah inspiratifnya...
Ia lahir & dibesarkan di Ukraina dari keluarga yang relatif miskin. Di usia 16 tahun, ia nekat pindah ke Amerika, demi mengejar apa yang dikenal sebagai “American Dream”.
Pada usia ke-17, ia hanya bisa makan dari jatah pemerintah, nyaris menjadi gelandangan. Tidur beratap langit, beralaskan tanah. Untuk bertahan hidup, dia bekerja sebagai tukang bersih2 supermarket.
Hidupnya kian terjal saat ibunya didiagnosa kanker. Mereka bertahan hidup hanya dengan tunjangan kesehatan seadanya. Ia lalu kuliah di San Jose University. Tapi kemudian memilih drop-out, karena lebih suka belajar programming secara autodidak.
Karena keahliannya sebagai programmer, pemuda tsb diterima bekerja sebagai engineer di Yahoo! Ia bekerja di sana selama 10 thn. Di situ, ia berteman akrab dengan Brian Acton. Keduanya membuat sebuah program aplikasi di tahun 2009, setelah resign dari Yahoo!
Keduanya sempat melamar ke Facebook yang tengah menanjak popularitasnya saat itu, namun diitolak.
Facebook mungkin kini sangat menyesal pernah menolak lamaran mereka karena setelah beberapa tahun, program aplikasi mereka justru resmi dibeli Facebook dengan harga fantastis USD 19Miliar (sekitar Rp 247 Triliun).
Pemuda itu bernama Jan Koum, pendiri "WhatsApp" yang fenomenal dan sedang kita nikmati saat ini.
Beberapa waktu lalu, Jan Koum melakukan ritual yang mengharukan. Ia datang ke tempat dimana ia dulu saat berumur 17 thn, setiap pagi antri untuk mendapatkan jatah makanan dari pemerintah. Ia menyandarkan kepalanya ke dinding tempat ia dulu antri. Mengenang saat-saat sulit, dimana bahkan untuk makan saja ia tidak punya uang..
Pelan2, air matanya meleleh. Ia tidak pernah menyangka perusahaannya dibeli dengan nilai setinggi itu. Ia pun mengenang ibunya yang rela menjahit baju buat dia demi menghemat. “Tak ada uang, Nak…”. Ia menyesal tak pernah bisa mengabarkan berita bahagia ini kepada ibunya.
***
Teruslah BERMIMPI,
Teruslah BELAJAR,
Teruslah BERUSAHA..
Teruslah BERDOA.
Sungguh kita tak pernah tahu warna dan rupa masa depan kita.
All we have to do just make sure that we'll keep tryin'....
KEEP SPIRIT..🆗👌
NEVER GIVE UP👏👏👏
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Buku ini aku pinjam
Buku yang kita baca tidak sama, Lalu bagaimana bisa merasakan haru biru yang sama [1/8 17.10] Umi Sman Cepu: Njaluk dicritani leh [1/...
-
'Kecelik' , sebuah kata bahasa jawa yang sering diterjemahkan dengan kecewa. Gak pas-pas banget. Kecelik adalah sebuah ungkapan untu...
-
Ki Hajar Dewantara Tanggal 2 Mei, bagi bangsa Indonesia merupakan hari yang cukup penting. Tanggal ini diperingati sebagai Hari P...
-
Kedua, orang yang ingin kaya dengan enggan bersedekah. ’’Bayangane duwek akeh iku lek disimpen. Iku kecelik. Duwek akeh iku lek disedeka...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar