Kamis, 14 April 2016

Uangnya Punyamu, Tapi...

Dari Mas Ibnu group Family

COPAS

Karena bagus isinya, maka saya share.

Uang Milikmu, Tapi Sumber Alam Milik Bersama

Ini kesaksian  penuh makna dari seseorang yang punya pengalaman berharga di Jerman. Selamat menyimak:


Jerman adalah sebuah negara industri terkemuka. Di negara seperti ini, banyak yang mengira warganya hidup foya2. Ketika saya tiba di Hamburg, bersama rekan-rekan kami masuk ke restoran. Kami melihat banyak meja yang kosong. Ada satu meja dmana spasang anak muda sdg makan. Hanya ada 2 piring makanan dan dua kaleng bir di meja mereka. Saya bertanya dalam hati, "apa hidangan yang begitu simple ini bisa disebut romantis?"

 Kemudian ada  beberapa wanita tua di meja lainnya. Ketika makanan dihidangkan, pelayan membagi makanan  & mereka menghabiskan setiap butir makanan yang ada di piring mereka.

Karena kami lapar, rekan kami memesan lebih banyak makanan. Saat selesai, tersisa kira-kira sepertiganya yang tidak dapat  kami habiskan di meja.



Tapi begitu kami hendak meninggalkan restoran, wanita tua yang duduk dari meja sebelah menegur kami dalam bhs Inggris, menyatakan bahwa mereka tidak senang karena kami memubazirkan makanan.

Sahabat saya lalu menjawab teguran itu:  "Lho kami yang membayar kok, ini bukan urusan kalian jika mkanan kami tersisa...".

Mendadak Wanita tua itu dan temannya meradang. Salah satunya segera mengeluarkan HP & menelpon seseorang. Tak lama  kemudian seorang pria berseragam yakni Sekuritas Sosial negeri itu tiba. Setelah mndengar sumber msalah pertengkaran, ia menerbitkan surat denda Euro 50 pada kami. Kami smua terdiam.

Petugas tersebut lalu berkata dengan suara yang galak:

“PESANLAH MAKANAN YG SANGGUP ANDA MAKAN, UANG ITU MILIKMU TAPI SUMBER DAYA ALAM INI MILIK BERSAMA. ADA BANYAK ORG LAIN DI DUNIA YG KEKURANGAN. KALIAN TDK PUNYA ALASAN UTK MENYIA-NYIAKAN SUMBER DAYA ALAM TSB"

Pola pikir dari masyarakat di negara makmur tsb membuat kami sungguh merasa malu. Bayangkan, kita yang berasal dari negara yang tidak makmur-makmur amat hidup dengan gengsi, dan sering pesan makanan berlebihan saat menjamu tamu.

Pelajaran ini sangat penting.“MONEY IS YOURS BUT RESOURCES BELONG TO THE SOCIETY.

Kawan, marilah mengurangi pemubaziran, karena uang memang milikmu, tapi sumber daya alam itu milik bersama.su

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Buku ini aku pinjam

Buku yang kita baca tidak sama, Lalu bagaimana bisa merasakan haru biru yang sama [1/8 17.10] Umi Sman Cepu: Njaluk dicritani leh [1/...