Kamis, 01 Agustus 2019

Buku ini aku pinjam

Buku yang kita baca tidak sama,
Lalu bagaimana bisa merasakan haru biru yang sama
[1/8 17.10] Umi Sman Cepu: Njaluk dicritani leh
[1/8 17.10] Wibowo: Berat mata memandang, masih berat memikul
[1/8 17.11] Umi Sman Cepu: Jare ngono kuwi ben iso bersyukur
[1/8 17.12] Wibowo: Yes...
[1/8 17.12] Wibowo: Mksde gak perlu ngiri atau nganan
[1/8 17.12] Wibowo: Poinnya itu
[1/8 17.13] Umi Sman Cepu: Nah iku
[1/8 17.13] Umi Sman Cepu: Kudu sering2 ndingkluk
[1/8 17.14] Wibowo: Sering orang gak tahu prolognya
[1/8 17.14] Wibowo: Hanya tahu bab kerennya
[1/8 17.14] Wibowo: Lha ngiri atau nganan
[1/8 17.14] Wibowo: Atau bahkan mencibir
[1/8 17.15] Wibowo: Setiap bab buku halaman yg kita bacs, cmn kita yg tahu pemeran utama maupun drama yg dimainkan

Sabtu, 20 Juli 2019

Thalibul 'ilmi





Dari facebook
https://www.facebook.com/403625896715753/posts/647076409037366/





Ibnu Malik Al-Andalusi dalam kitab Alfiyah-nya mesdiskripsikan, Ada lima syarat yang bisa mengantarkan seseorang (thalibul ‘ilmi) pada derajat yang tinggi. Lima point tersebut yang nantinya akan membedakan antara thalibul ‘ilmi yang taat dan tidak. Hal itu beliau torehkan dalam bait syair Alfiyah-nya yang berbunyi:

بالجر والتنوين والنداء وال ومسند للاسم تمييز حصل

“Bil jarri wat tanwini wan nida wa al # wa musnadin lil ismi tamyizun hashal”

1.  Bil jarri Artinya, Seseorang thalibul ‘ilmi harus mempunyai dan bersifat, pertama, jar. Dalam artian tunduk dan tawadduk terhadap semua perintah (baik dari Allah SWT maupun pemerintah). Sesuai dengan apa yang di firmankan Allah swt. yang berbunyi, “athi’ullaha wa athi’ur rasul wa ulil amri minkum”.

2.  Tanwin. Artinya kemampuan (baca: niat) yang tinggi mencari ridha Allah SWT. Dengan adanya kemauan yang tinggi seorang thalibul ‘ilmi akan mencapai apa yang ia inginkan. Sesuai dengan apa yang di sabdakan nabi Muhammad saw. yang datangnya dari Amirul Mukminin, Abu Hafsh, Umar bin Khattab r.a. bahwa nabi Muhammad saw. pernah bersabda yang bunyinya, “innamal a’malu binniyati, wa innama likullimriin ma nawa… (al-Hadits)”.

3.  Nida’. Artinya dzikir. Setelah adanya niat yang baik untuk mencapai tempat yang layak di sisi Allah swt., seorang thalibul ‘ilmi diharapkan berdzikir mengingat-Nya. Dengan ini, niat awal tidak akan menjadi ‘ashi (bis safar/fis safar).

4.  Al, yang berarti berfikir. Karena berfikir manusia mempunyai derajat yang lebih tinggi dari makhluk Allah lainnya. Maka dari itu, setidaknya seseorang yang ingin menggapai sesuatu seyogyanya menggunakan akal pikirannya sebaik mungkin, dengan tidak menggunakannya pada jalan yang salah, tidak berpikiran licik. Tidak seperti apa yang jamak dilakukan para aktivis yang kadang menggunakan akal pikirannya untuk mengkorup uang bawahannya, instansi, dan sejenisnya.

5.  Musnad ilaih. Beramal nyata (ikhlas). Cara yang kelima ini merupakan puncak dari semuanya. Dengan ikhlas semuanya akan gampang,  bahkan hal yang selama ini sulit untuk di dapatkan itu bisa terealsasiakn rahasianya hanya dengan bisa melapangkan hati untuk senantiasa ikhlas dalam segala amal.

Jadi sejatinya dari lima konsep di atas tidak hanya untuk thalibul ‘ilmi semata, akan tetapi bisa juga untuk mereka yang ingin menjadi lebih baik dan lebih maju, termasuk para pemimpin kita yang berada dalam angka krisis yang mampu di aplikasikan secara penjabaran yang berjalan di semua sisi kehidupan.

Sabtu, 16 Februari 2019

Tetaplah Baik

Terus beribadalah kepada Allah Ta'ala.
Engkau lihat, akhirnya ini adalah urusan antara engkau dg Alloh Ta'ala,                    bagaimanapun ini bukan urusan antara engkau dg mereka.



- dari group Broadcast NURUL HAYAT - sejenak pagi

Org sering keterlaluan, tdk logis & hanya mementingkan diri sendiri;
                     bagaimanapun maafkanlah mrk.

Bila engkau baik hati, bisa saja org lain menuduhmu punya pamrih;
                     bagaimanapun, berbaik hatilah!

Bila engkau sukses, engkau akan mendapat beberapa teman palsu & beberapa sahabat sejati;                                      bagaimanapun, jadilah sukses!

Bila engkau jujur & terbuka, mgkn saja org lain akan menipumu;
                     bagaimanapun, jujur & terbukalah!

Apa yg engkau bangun selama bertahun2,
mungkin saja dihancurkan org lain hanya dalam semalam;                   
                     bagaimanapun, bangunlah!

Bila engkau mendapat ketenangan & kebahagiaan, mgkn saja org lain iri;
                    bagaimanapun, berbahagialah!

Kebaikan yang engkau lakukan hari ini, mungkin besok bisa saja sdh dlupakn org lain;
                   bagaimanapun, berbuat baiklah!

Engkau lihat, akhirnya ini adalah urusan antara engkau dg Alloh Ta'ala,
                    bagaimanapun ini bukan urusan antara engkau dg mereka.

Terus beribadalah kepada Alloh Ta'ala.

Semoga kita senantiasa memperbaiki ibadah kita kpd Alloh Ta'ala, dan terus istiqomah bertutur kata, berfikir dan berbuat baik dan benar.

Semoga kita menjadi lebih baik dan lebih bermanfaat.
Robbana Taqobbal Minna
Ya Alloh terimalah dari kami (amalan kami), aamiin

Selasa, 08 Mei 2018

kisah secangkir kopi

APA ISI CANGKIR SAYA?

dari group WA SDK




Saya menemukan analogi ini menarik:

Anda memegang secangkir kopi ketika seseorang datang dan menabrak Anda atau menggoyangkan lengan Anda, membuat Anda menumpahkan kopi Anda di mana-mana.


Kenapa kamu menumpahkan kopi?


"Yah karena ada yang menabrakku, tentu saja!"


Jawaban yang SALAH.


Anda menumpahkan kopi karena ada kopi di cangkir Anda.


Seandainya ada teh di cangkir, Anda akan menumpahkan teh.


Apa pun yang ada di dalam cangkir, adalah apa yang akan tumpah keluar.


Oleh karena itu, ketika kehidupan datang dan mengguncang Anda (yang AKAN terjadi), apa pun yang ada di dalam Anda akan keluar. Sangat mudah untuk memalsukannya, sampai Anda terguncang.


Jadi kita harus bertanya pada diri sendiri ... "apa yang ada di cangkir saya?"


Ketika hidup menjadi sulit, apa yang tumpah?


Sukacita, rasa syukur, kedamaian dan kerendahan hati?


Atau kemarahan, kepahitan, kata-kata kasar dan reaksi?


Anda pilih!


Hari ini mari kita bekerja mengisi gelas kita dengan rasa syukur, pengampunan, sukacita, kata-kata penegasan untuk diri kita sendiri; dan kebaikan, kelembutan dan cinta untuk orang lain .❤


Semoga Anda LEBIH POSITIVITAS DALAM CANGKIR ANDA .... ☕



=================================================

 Berpegang teguh pd tali Allah.
Tak perlu tergoda bujuk rayu mendayu ataupun terintimidasi kata2 kasar menghina.
Insan mulia ataupun hina, bukan atas sanjungan maupun hinaan, semua kuasa Allah yang berhak menyematkan derajat hambaNya atas tulusnya hati dan amal perbuatan.

Kamis, 19 Oktober 2017

SIKAT GIGI

Pendidikankarakter.com:
Penemu sikat gigi modern adalah orang Inggris bernama William Addis. Dia memakai tulang yang dilubanginya kecil-kecil, kemudian mengisinya dengan bulu binatang, serta mengelemnya menjadi satu.

William pun menjadi jutawan setelah idenya dikembangkan menjadi sikat gigi berbulu nilon dan diproduksi oleh perusahaan Amerika bernama ‘Du Pont’ pada tahun 1938.

Tahukah Anda, bahwa saat William Addis menemukan konsep sikat gigi, ia sedang mendekam di penjara? Tubuhnya di penjara, tapi pikirannya tidak terpenjara. Sementara banyak orang yang tidak di penjara, tetapi seringkali memenjarakan pikirannya sendiri.Penjara itu berupa kata-kata:
“Tidak mungkin”,
“Tidak bisa”,
“Tidak mau”,
“Tidak berani”, dan tidak tidak lainnya, yang kerap menjadi penghalang kita untuk berkembang.

Sang Pencipta memberikan kita potensi untuk dikembangkan, secara positif dan semaksimal mungkin. Jadi, jangan mengizinkan keadaan apapun memenjarakan pikiran kita.

Mulailah memikirkan sebuah kemenangan daripada sebuah kekalahan.

Botol


Sebuah BOTOL
~Kalau diisi air mineral, harganya 3 ribuan...
~Kalau diisi jus buah, hargan ya 10 ribuan...
~Kalau diisi Madu, harganya ratusan ribu...
~Kalau diisi minyak wangi harganya bisa jutaan!.
~Kalau diisi air comberan, hanya akan dibuang dalam tong sampah karena tidak ada harganya...




Sama-sama dikemas dalam BOTOL tetapi berbeda nilainya, sebab "isi" yang ada di dalamnya berbeda...

Begitu juga dgn kita; semua sama... semua manusia...

Yang membedakannya adalah; KARAKTER yg ada didalam diri kita.

Ilmu dan pemahaman yg benar akan membangun karakter yg benar. 

"Sukses tidak diukur dari posisi yg kita capai, tapi dari kesulitan'2 yg berhasil kita atasi ketika berusaha meraih sukses"

Bila kita mengisi hati, dgn penyesalan masa lalu & kekhawatiran akan masa depan, hampir pasti kita tidak akan memiliki hari ini untuk kita syukuri.

Hujan & badai akan selalu kita temui dalam perjalanan hidup, namun...

"Hujan besar itu seperti tantangan hidup. Tidak perlu berdoa memohon hujan berhenti, tetapi cukup berdoa agar Payung kita bertambah kuat"

Ingat! Umur itu seperti es batu.
dipakai atau tidak dipakai akan tetap mencair... digunakan atau tidak digunakan umur kita tetap akan berkurang dari "jatah" yg telah ditetapkan. 

"Selagi masih tersisa jatah usia kita, lakukanlah KEBAIKAN sebanyak yg kita mampu lakukan." 

dari group WA

Jumat, 05 Mei 2017

Jalan Menuju Surga

Kisah Seorang Anak di Amsterdam, Belanda


... saya ingin menyampaikan bahwa Allah sangat mencintai dan memperhatikan ...

dari pak Farid, SUBEC

Bismillah.

Setiap selesai sholat Jum'at setiap pekannya, seorang imam (masjid) dan anaknya (yang berumur 11 tahun) mempunyai jadwal membagikan buku–buku Islam, diantaranya buku ath-Thoriq ilal Jannah (Jalan Menuju Surga). Mereka membagikannya di daerah mereka, di pinggiran Kota Amsterdam.

Namun, tibalah suatu hari ketika kota tersebut diguyur hujan yang sangat lebat dengan suhu yang sangat dingin dan sang anakpun mempersiapkan dirinya dengan memakai beberapa lapis pakaian demi mengurangi rasa dingin.

Setelah selesai mempersiapkan diri, ia berkata kepada ayahnya, "Wahai ayahku, aku telah siap."

Ayahnya menjawab, "Siap untuk apa?"

Ia berkata, "Untuk membagikan buku (seperti biasanya)."
Sang ayahpun berucap, "Suhu sangat dingin di luar sana, belum lagi hujan lebat yang mengguyur."

Sang anak menimpali dengan jawaban yang menakjubkan, "Akan tetapi, sungguh banyak orang yang berjalan menuju Neraka di luar sana, dibawah guyuran hujan."

Sang ayah terhenyak dengan jawaban anaknya seraya berkata, "Namun, Ayah tidak akan keluar dengan cuaca seperti ini." Akhirnya, anak tersebut meminta izin untuk keluar sendiri. Sang ayah berpikir sejenak, dan akhirnya memberikan izin.

Iapun mengambil beberapa buku dari ayahnya untuk dibagikan, dan berkata, "Terima kasih, wahai ayahku."


Dibawah guyuran hujan yang cukup deras, ditemani rasa dingin yang menggigit, anak itu membawa buku-buku itu yang telah dibungkusnya dengan sekantong plastik ukuran sedang agar tidak basah terkena air hujan, lalu ia membagikan buku kepada setiap orang yang ditemui. Tidak hanya itu, beberapa rumahpun ia hampiri demi tersebarnya buku tersebut.

Dua jam berlalu, tersisalah 1 buku di tangannya. Namun, sudah tidak ada orang yang lewat di lorong tersebut. Akhirnya, ia memilih untuk menghampiri sebuah rumah di seberang jalan untuk menyerahkan buku terakhir tersebut.

Sesampainya di depan rumah, ia pun memencet bel, tapi tidak ada respon. Ia ulangi beberapa kali, hasilnya tetap sama. Ketika hendak beranjak seperti ada yang menahan langkahnya, dan ia coba sekali lagi ditambah ketukan tangan kecilnya. Sebenarnya, ia juga tidak mengerti kenapa ia begitu penasaran dengan rumah tersebut. Pintupun terbuka perlahan, disertai munculnya sesosok nenek yang tampak sangat sedih.

Nenek berkata, "Ada yang bisa saya bantu, Nak?"

Si anak berkata (dengan mata yang berkilau dan senyuman yang menerangi dunia), "Saya minta maaf jika mengganggu. Akan tetapi, saya ingin menyampaikan bahwa Allah sangat mencintai dan memperhatikan Nyonya. Kemudian saya ingin menghadiahkan buku ini kepada Nyonya. Didalamnya, dijelaskan tentang Allah Ta'ala, kewajiban seorang hamba, dan beberapa cara agar dapat memperoleh keridhoannya."

Satu pekan berlalu, seperti biasa sang imam memberikan ceramah di masjid. Seusai ceramah, ia mempersilahkan jama'ah untuk berkonsultasi.

Terdengar sayup-sayup, dari shaf perempuan, seorang perempuan tua berkata, "Tidak ada seorangpun yang mengenal saya disini, dan belum ada yang mengunjungiku sebelumnya. Satu pekan yang lalu, saya bukanlah seorang muslim, bahkan tidak pernah terbetik dalam pikiranku hal tersebut sedikitpun. Suamiku telah wafat, dan dia meninggalkanku sebatang kara di bumi ini."

Dan iapun memulai ceritanya bertemu anak itu, "Ketika itu cuaca sangat dingin disertai hujan lebat, aku memutuskan untuk mengakhiri hidupku. Kesedihanku sangat mendalam, dan tidak ada seorangpun yang peduli padaku. Maka tidak ada alasan bagiku untuk hidup. Akupun naik ke atas kursi, dan mengalungkan leherku dengan seutas tali yang sudah kutambatkan sebelumnya. Ketika hendak melompat, terdengar olehku suara bel. Aku terdiam sejenak dan berpikir, 'Paling sebentar lagi, juga pergi.'

Namun suara bel dan ketukan pintu semakin kuat. Aku berkata dalam hati, 'Siapa gerangan yang sudi mengunjungiku? Tidak akan ada yang mengetuk pintu rumahku.'

Kulepaskan tali yang sudah siap membantuku mengakhiri nyawaku, dan bergegas ke pintu. ketika pintu kubuka, aku melihat sesosok anak kecil dengan pandangan dan senyuman yang belum pernah kulihat sebelumnya. Aku tidak mampu menggambarkan sosoknya kepada kalian. Perkataan lembutnya telah mengetuk hatiku yang mati hingga bangkit kembali.

Ia berkata, "Nyonya, saya datang untuk menyampaikan bahwa Allah Ta'ala sangat menyayangi dan memperhatikan nyonya," lalu dia memberikan buku ini (buku Jalan Menuju Surga) kepadaku.

Malaikat kecil itu datang kepadaku secara tiba-tiba, dan menghilang dibalik guyuran hujan hari itu juga secara tiba-tiba. Setelah menutup pintu, aku langsung membaca buku dari malaikat kecilku itu sampai selesai. Seketika, kusingkirkan tali dan kursi yang telah menungguku, karena aku tidak akan membutuhkannya lagi.

Sekarang, lihatlah aku. Diriku sangat bahagia, karena aku telah mengenal Tuhan-ku yang sesungguhnya. Akupun sengaja mendatangi kalian berdasarkan alamat yang tertera di buku tersebut untuk berterima kasih kepada kalian yang telah mengirimkan malaikat kecilku pada waktu yang tepat, hingga aku terbebas dari kekalnya api Neraka."

Air mata semua orang mengalir tanpa terbendung. Masjid bergemuruh dengan isak tangis dan pekikan takbir, "Allahu akbar."

Sang imam (ayah dari anak itu) beranjak menuju tempat dimana malaikat kecil itu duduk, dan memeluknya erat, dan tangisnyapun pecah tak terbendung di hadapan para jama'ah.

Allahu Akbar

Sungguh mengharukan. Mungkin tidak ada seorang ayahpun yang tidak bangga terhadap anaknya seperti yang dirasakan imam tersebut.

(Judul asli: قصة رائعة جدا ومعبرة ومؤثرة | Penerjemah: Shiddiq Al-Bonjowiy –jazāhullāhu khairan wa waffaqahu–)

Mari kita sebarkan kebaikan! Kita tidak pernah tahu, berapa banyak orang yang mendapatkan hidayah dengan sedikit langkah yg kita lakukan.
_____ 🙏

Buku ini aku pinjam

Buku yang kita baca tidak sama, Lalu bagaimana bisa merasakan haru biru yang sama [1/8 17.10] Umi Sman Cepu: Njaluk dicritani leh [1/...